Senin, 27 Desember 2010

resensi novel ayat ayat cinta






Judul : Ayat-Ayat Cinta
Pengarang : Habiburrahman El-Shirazy
Tebal Buku : 411 halaman

Mengisahkan seorang pelajar Indonesia di Universiti Al-Azhar , Mesir ,Fahri Bin Abdullah Shiddiq yang tidak pernah mendekati perempuan selain ibu dan nendanya . Sehingga tahun S1 nya di Mesir , dia mengenali 4 wanita yang kemudian jatuh cinta padanya .. Nurul Azkiya , pelajar Al-Azhar anak kepada seorang alim yang Fahri merasakn tidak setaraf baginya walaupun menyukai Nurul . Ini menyebabkan Nurul tertanya dan terlambat meluahkan perasaan ketika Fahri baru bertunang . Aisha Binti Rudolf Kremas , wanita kelahiran Turki-Jerman yang kaya . Mengenali Fahri didalam sebuah metro [bas] . Fahri yang boleh berbahasa Jerman memudahkan perbualan . Dia memakai purdah yang menutupi mukanya . Noura , gadis suci yang sering di seksa keluarga sendiri kerana disalah anggap sebagai anak luar nikah oleh bapa dan kedua kakaknya , akirnya terserlah kebenaran . Namun , dia telah memfitnah Fahri merogolnya sebulan selepas Fahri menikah . Maria , gadis Katolik yang mengagumi AlQuran malah menghafal sebahagian surah . Tinggal di atas bilik Fahri . Dia mencintai Fahri sekian lama walau hanya menulis di diarinya sahaja . Di awal kisah , Fahri banyak menceritakan perihal Islam , menjawab pertanyaan seorang wartawan Amerika tentang wanita yang akhirnya memeluk Islam dan kehidupan di Mesir . Fahri kemudiannya di lamar oleh seorang wanita dan merima lamarannya walau tidak mengetahui siapa . Hinggalah waktunya dia dikurung di penjara bawah tanah dan diseksa dengan kesalahan merogol dan sebelum kebebasannya dengan kematian yang mennyintainya .

Kebahagian Fahri dan Aisha tidak bertahan lama karena Fahri harus menjalani hukuman di penjara atas tuduhan pemerkosaan terhadap Noura. Noura teramat terluka saat Fahri memutuskan untuk menikah dengan Aisha.
Di persidangan, Noura yang tengah hamil itu memberikan kesaksian bahwa janin yang dikandungnya adalah anak Fahri. Pengacara Fahri tidak dapat berbuat apa-apa karena ia belum memiliki bukti yang kuat untuk membebaskan kliennya dari segala tuduhan. Fahri pun harus mendekam di bui selama beberapa minggu.
Satu-satunya saksi kunci yang dapat meloloskan Fahri dari fitnah kejam Noura adalah Maria. Marialah yang bersama Noura malam itu (malam yang Noura sebut dalam persidangan sebagai malam dimana Fahri memperkosanya).
Tapi Maria sedang terkulai lemah tak berdaya. Luka hati karena cinta yang bertepuk sebelah tangan membuatnya jatuh sakit. Tidak ada jalan lain. Atas desakan Aisha, Fahri pun menikahi Maria. Aisha berharap, dengan mendengar suara dan merasakan sentuhan tangan Fahri, Maria tersadar dari koma panjangnya. Dan harapan Aisha menjadi kenyataan. Maria dapat membuka matanya dan kemudian bersedia untuk memberikan kesaksian di persidangan. Alhasil, Fahri pun terbebas dari tuduhan Noura. Dengan kata lain, Fahri dapat meninggalkan penjara yang mengerikan itu.
Noura menyesal atas perbuatan yang dilakukannya. Dengan jiwa besar, Fahri memaafkan Noura. Dan, terungkaplah bahawa ayah dari bayi dalam kandungan Noura dalah Bahadur.
Fahri, Aisha, dan Maria mampu menjalani rumah tangga mereka dengan baik. Aisha menganggap Maria sebagai adiknya, demikian pula Maria yang menghormati Aisha selayaknya seorang kakak. Tidak ada yang menduga jika maut akhirnya merenggut Maria. Namun Maria beruntung karena sebelum ajal menjemputnya, ia telah menjadi seorang mu’alaf.
Dari buku kita tahu bahwa Fahri selalu “menjaga diri” di tengah wanita-wanita yang dekat dengannya. Hal itu Fahri lakukan karena rasa cintanya pada Yang Maha Kuasa. Fahri berusaha konsisten dengan prinsip, dan ajaran agama yang ia pegang teguh. Cinta Fahri pada agama dan Sang Khalik menuntunnya pada cinta Aisha. Atas izin Allah Fahri dan Aisha bersatu di bawah payung cinta yang tulus mengharapkan ridhaNya.

KELEBIHAN
• Ceritanya begitu menyentuh dan mengalir seakan pembaca mengalami berbagai problema yang melilit sang tokoh
• Penulis mengajak pembaca mendalami Islam dengan bahasanya yang menyejukkan
• Kisah-kisah hubungan antar manusia (kisah cinta) digambarkan secara menarik dan utuh tanpa harus terasa vulgar.
KEKURANGAN
• Seorang pria dicintai empat orang wanita. Mungkinkah? Jika dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, rasanya aneh jika ada pria yang di”gilai” oleh empat orang wanita sekaligus. Baik Aisha, Maria, Noura, dan Nurul menginginkan Fahri menjadi suaminya. Beruntung sekali tokoh Fahri! Mungkinkah hal yang demikian ada dalam kehidupan nyata?
• Noura frustasi karena tidak mendapatkan cinta Fahri. Ia lantas memfitnah Fahri dengan tuduhan yang kejam. Benarkah ada seorang wanita yang seperti Noura dalam kehidupan nyata? Cinta tetaplah cinta. Tidak akan berubah menjadi pisau yang dapat menusuk dari belakang.
KEBERMANFAATAN
• Merupakan media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang islam
• Dengan membaca novel ini kita dapat mengetahui geografi kota Mesir serta sosial budaya Timur Tengah tanpa harus pergi ke sana.
• Memberikan contoh pada kita tentang sebuah pernikahan yang baik dan sesuai syariat Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar