Beberapa kali saya mendengar dari beberapa ikhwah, “halaqoh-halaqoh saya terasa kering dari membangunkan ghiroh, saya tidak menemukan seperti yang dulu saya temukan” . Disadari atau tidak seringkali ini menjadi permasalahan mendasar yang menjadi penyebab penurunan militansi. Banyak alasan dikemukakan, mulai dari Murobbi yang tidak ngruhi, kesibukan organisasi sampai masalah keluargapun tidak luput jadi alasan penyebab ketidak hadiranke sebuah halaqoh, sebuah sarana yang menjadi tolak ukur paling awal dari sebuah militansi.
Bisa jadi masalahnya memang ada pada Quwwatu Ruhiyah, pada kekuatan ruhiyah yang mulai kendor sehingga menjadi sangat mudah untuk melalaikan amanah, menunda amanah, bahkan yang paling berat sampai mundur sama sekali dari jama’ah.
Mungkin saja kita masih liqo, mungkin saja kita masih syuro, mungkin saja kita masih aktif sebagai aktivis dakwah, yang menjadi masalah adalah ketika kita menjalankan semua itu ternyata hanya sebuah lakon saja, bukan sebagai bagian dari muwasofhat diri. Betapa kita melakonkan sebagai aktivis dakwah dengan segala pernak-perniknya..ya hanya sebagai lakon dan hanya berlaku ketika kita memerankan lakon tersebut, hanya beberapa jam saja mungkin saat liqo, mungkin saat syuro, mungkin saat demo..tapi setelah itu kita menjadi seperti orang lain kebanyakan banyak menghabiskan waktu untuk aktivitas-aktivitas laghwun, menganggap sepele ibadah harian, serta tidak bersemangat mengejar pencapaian muwashofat kader da’wah.
Sebelum mengeluhkan tentang keringnya halaqoh pekanan ataupun menurunnya militansi..yuk coba dilihat diri kita masing-masing, selama ini kita hanya bermain peran atau menjalankan lakon saja ataukah memang sudah melekat dalam keseharian kita muwashofat sebagai seorang aktivis/Da’i.
Semoga Alloh SWT memberikan kekuatan Ruhiyah bagi kita, sehingga sanggup untuk memikul sekian banyak amanah dan menjadi individu-individu yang memberikan pengaruh kebaikan.
Wallohu A’lam
Senin, 27 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar